Senin, 04 April 2022

MENYIKAPI KENAIKAN HARGA DI TENGAH BULAN RAMADHAN

 

 


Oleh : Tri Winarni, S.Pd.

    Ramadhan merupakan bulan penuh hikmah dan memiliki banyak keberkahan. Pada bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa sebagai wujud kepatuhan dan ketakwaan terhadap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Diwajibkan kepada seluruh orang Islam yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang bertakwa, seperti dinyatakan pada QS Al-Baqarah 183 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

     Kedatangan bulan Ramadhan selalu disambut dengan antusias oleh umat muslim seluruh dunia. Namun bagi sebagian masyarakat Indonesia mungkin ada yang merasakan berat menjalaninya. Ditengah bulan Ramadhan ini, selain masyarakat masih harus berperang dalam menghadapi virus Corona, masyarakat juga dihadapkan dengan kenaikan harga sembako dan bensin. Faktanya terdapat sejumlah bahan sembako yang harganya naik, diantaranya minyak goreng, bawang putih, telur ayam, gula pasir, cabai, daging sapi dan ayam. PT Pertamina juga telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax. Bersamaan dengan itu juga terjadi adanya kehabisan stok bensin Pertalite di sejumlah SPBU karena meningkatnya permintaan. 

    Meningkatnya sejumlah harga kebutuhan pokok dan bensin tersebut disebabkan oleh naiknya permintaan (demand) di bulan Ramadhan, tetapi tidak disertai dengan kenaikan supply barang. Maka, kebutuhan barang tidak tercukupi, barang langka, dan hargapun akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan hukum supply & demand pada teori ekonomi. 

   Untuk mengendalikan harga pasar, dapat dilakukan dengan cara mengendalikan persediaan barang dan kebutuhan akan barang. Untuk pengendalian unsur yang pertama, yaitu persediaan barang, tentu yang bertanggung jawab adalah pemerintah, para produsen dan para pedagang. Kemudian unsur yang kedua yaitu kebutuhan akan barang, ini tergantung dari konsumen yaitu dari kita sendiri sebagai masyarakat umum untuk mengatur kebutuhan barang yang akan kita konsumsi. 

  Konsumen berperan penting dalam menstabilkan harga barang. Bagaimana caranya?  Masing-masing orang hendaknya mengendalikan hawa nafsunya untuk membeli barang dalam jumlah sangat banyak. Bukankah puasa itu mengajak orang untuk menahan diri? Sebenarnya saat bulan Ramadhan ini adalah momen yang sangat tepat. Inti dari puasa bukan hanya menahan diri dari lapar dan dahaga saja. Namun juga sarana pengendalian hawa nafsu, entah dari membeli sembako berlebih ataupun bahkan menimbun bahan pokok maupun bensin. 

   Selain itu, ibadah puasa di bulan suci Ramadhan juga mempunyai makna sebagai berikut :

1. Melatih diri untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT

Puasa merupakan sarana untuk mensyukuri nikmat. Maka dengan sampainya kita pada bulan Ramadhan, kita bersyukur bahwa kita masih diberi waktu oleh Allah SWT untuk menjalankan amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda. Saat berbuka puasa, kita juga harus merasa bersyukur masih diberi kenikmatan oleh Allah SWT untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga dengan semua rizki-Nya yang dapat kita nikmati bersama keluarga. Hati yang selalu bersyukur membuat hati kita merasa lebih iklhas dan tenang dalam menjalankan ibadah puasa.

2. Melatih diri menjadi lebih sabar.

Puasa menggabungkan 3 jenis kesabaran: sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWT, sabar dalam menjauhi hal yang dilarang Allah SWT dan sabar terhadap takdir Allah SWT atas rasa lapar dan kesulitan yang dirasakan selama puasa. Selama puasa pada bulan suci Ramadhan ini, kita juga diwajibkan untuk menahan diri baik dari segala emosi, seperti nafsu, amarah dan emosi yang berlebihan lainnya dapat merusak pahala puasa.

3. Melatih hidup sederhana

Berpuasa di bulan Ramadhan setidaknya kita dapat merasakan penderitaan saudara-saudara kita yang kurang mampu. Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum dan makan sedikit saja, kita telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit tersebut. Pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja. Sebaiknya kita sahur dan berbuka puasa secukupnya saja, tidak perlu berlebihan. Kita juga sebaiknya berbuka puasa di rumah saja bersama keluarga. Selain dapat menghemat bensin juga dapat mengurangi resiko menyebarnya virus covid 19. Jika kita punya rejeki lebih, hendaknya untuk disedakahkan atau berbagi kepada orang yang tidak mampu serta mengurangi beban fakir dan miskin. 

    Jadi, sangatlah merugi jika kita selalu mengeluh akan keadaan dan memikirkan duniawi semata. Kita harus ikhlas, sabar, dan selalu bersyukur dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini bagaimanapun keadaanya. Mari kita mulai dari diri sendiri, memposisikan diri kita sebagai masyarakat/konsumen yang bijak dan umat muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. Akan sangat merugi seorang muslim bila tidak memanfaatkan datangnya bulan Ramadhan ini dengan memperbanyak amalannya. Semoga Allah SWT menerima setiap amal ibadah kita. Aamiin.

SD Muh Bantul Kota

Author & Editor

SD Muhammadiyah dengan motto Sekolah Para Juara.

0 comments:

Posting Komentar