Minggu, 07 November 2021

ATRIBUSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP SISWA



Oleh: Andika Dwi Cahyanto, S.Pd.*


“Dasar bodoh! Masak soal begitu mudah tidak bisa?” atau “Pintar sekali! Semua soal bisa kamu kerjakan dengan cepat!”

Tentu kita sering mendengar atau tanpa sadar mengucapkan kalimat-kalimat seperti di atas kepada siswa-siswa. Kalimat-kalimat demikian terkadang meluncur begitu saja dari mulut kita dan para guru lainnya. Kalimat-kalimat demikian terlontar sebagai ekspresi kesan kita melihat siswa saat melaksanakan tugasnya. 

Benak kita mungkin berpikir, bahwa apa yang kita katakan barusan adalah wajar. Kalimat-kalimat yang kita lontarkan kepada siswa tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Siswa sebentar lagi juga akan lupa. Demikian jalan pikiran kita kalau memikirkan kemungkinan dampak dari ucapan tersebut. Apakah demikian adanya?

Ternyata apa yang kita pikirkan tidak sepenuhnya benar. Mungkin sebagian dari siswa akan melupakan kata-kata kita tadi. Tetapi sebagian yang lain mungkin tidak akan melupakannya. Bahkan kata-kata tersebut menghantui siswa yang tersakiti perasaannya. Kata-kata yang kita lontarkan kepadanya bisa jadi mendorong siswa berpikir bahwa dirinya memang demikian. Misalnya kita berkata, “Ah bagaimana kamu ini? Masak soal semudah ini tidak bisa?” Kata-kata seperti itu bagi siswa yang sensitif akan terngiang dalam ingatannya. Lambat-laun siswa tersebut timbul keyakinan bahwa dirinya memang bodoh. Jika yang terjadi seperti itu maka kemajuan proses belajar siswa akan terhambat.

Kalimat-kalimat yang kita lontarkan di atas dikenal dengan sebutan atribusi atau attribution, yaitu melekatkan sifat-sifat kepada seseorang dengan kalimat. Atribusi ini disadari atau tidak sering kita terima dari orang lain. Di lain kesempatan sering juga kita memberikan atribusi ini kepada orang lain. 

Mengingat dampak negatif dari kalimat atribusi yang kita ucapkan kepada siswa, maka hendaknya guru lebih hati-hati dalam memilih kalimat saat mengomentari siswanya. Kalimat atribusi yang bernuansa negatif hendaknya kita hindari untuk diucapkan. Mengucapkan kalimat atribusi bernuansa positif sangat dianjurkan bagi para guru. Selain bernada menyejukkan juga memberikan motivasi kepada siswa-siswanya. Semoga kehati-hatian guru menggunakan kalimat atribusi kepada siswa-siswanya, menjadikan proses pembelajaran berlangsung lebih baik lagi.


*Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Bantul Kota.

SD Muh Bantul Kota

Author & Editor

SD Muhammadiyah dengan motto Sekolah Para Juara.

0 comments:

Posting Komentar