Minggu, 19 Desember 2021

Aku Bukanlah Siswa Tiri

SD Muh Bantul Kota

 



Oleh : Sabar Widodo, S.Pd.

Seorang guru kadang secara tidak sadar memiliki penilain negatif kepada siswanya. Penilain tersebut ada yang dipengaruhi faktor eksternal anak, misalnya : keluarganya, komentar guru lain atau komentar teman-temannya. Selain itu, penilaian guru bisa bersumber dari keadaan internal siswa, misalnya kepandaian,tingkah laku di kelas atau ciri khas lainnya. Penilaian guru terhadap siswa mempengaruhi sikap dan perilaku guru kepada siswa.

Pada saat interaksi dengan siswa yang penurut dan pintar, guru cenderung banyak tersenyum dan penuh perhatian. Namun, sebaliknya ketika guru berhadapan dengan siswa yang berkemampuan rendah dan banyak tingkahnya di kelas, guru sering berbicara dengan nada keras dan kurang perhatian. Tindakan guru tersebut tidak terlepas dari penilaian pribadi terhadap siswanya.  Bukankan setiap siswa ingin mendapat kasih sayang guru layaknya orang tuanya di rumah.

Semangat para guru untuk membuat siswa menguasai pelajaran dapat berdampak pada sikap menuntut. Ketika itu guru mudah melontarkan umpan balik negatif saat siswa belum mampu menguasai materi dengan baik.  Dalam interaksi di kelas guru sering kurang peka dengan kondisi positif siswa yang layak dapat pujian. Bukan hanya berkaitan dengan pelajaran saja, namun setiap tindakan positif siswa  semestinya mendapat apresiasi dari seorang guru. Sudah semestinya seorang guru sering memuji dan membesarkan hati semua siswanya.

Ukuran sukses atau tidaknya seorang siswa bukanlah nilai yang tinggi pada semua mata pelajaran.  Siswa cenderung dianggap pandai apabila mampu meraih nilai yang bagus, sementara siswa yang memiliki nilai rendah, walaupun budi pekertinya baik, seringkali tidak dianggap sebagai anak yang pintar. Padahal budi pekerti baik menunjukkan nilai yang tinggi dalam bersikap. Kesuksesan seorang siswa adalah tanggung jawab bersama, baik guru, orang tua dan masyarakat. Marilah kita terus membangun kepercayaan diri siswa tanpa membeda-bedakan latar belakang dan prestasi akademiknya. Bagi guru, siswa adalah anak kandung di sekolah, bukanlah anak tiri yang dalam cerita sering disia-siakan.

Minggu, 12 Desember 2021

Meraih Hidup Bahagia di Dunia dan Akhirat

SD Muh Bantul Kota

 

                          Oleh : Iswantoro, S.Pd

      Setiap orang di dunia ini pasti ingin bahagia. Kita sebagai orang islam (muslim atau muslimah) kita akan meraih surga sejak di dunia ini dan surga yang setelah hari pembalasan atau kiamat yang kekal dengan kebahagian tanpa batas di dalamnya. Pada akhirnya setiap muslim atau muslimah akan masuk surga walaupun bagi muslim yang banyak dosanya akan disucikan di neraka dahulu dan setelah bersih maka ia akan masuk surga. Hal ini karena setiap muslim pasti mempercayai bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Itulah pesan yang disampaikan ulama sebagai penerus Nabi Muhammad SAW. yang menyampaikan ajaran Islam agar manusia hidup bahagia di dunia dan di akherat.

            Untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akherat atau bisa merasakan surga sejak di dunia ini sampai akherat nanti ada cara/pesan ulama kepada kita. Cara ini tidak teori tapi telah dilakukan para ulama dan para muslim yang merasakan kebenarannya. Cara agar kita bisa merasakan surga itu sejak di dunia ini yaitu:

1.      Merasakan kehadiran Allah SWT. di setiap langkah kita

Dalam hidup ini hadirkan Allah di setiap langkah kita. Saat beraktifitas di setiap hari, hadirkan Allah selalu di dekat kita. Kita tidak melihat Allah tapi rasakan di hati bahwa Allah ada di dekat kita. Rasakan Allah senang dengan perbuatan kita setiap saat.

Dalam surat Ar Ra’du ayat 28 yang isinya kurang lebih dengan mengingat Allah hati akan tentram.

2.      Hati yang selalu bersyukur

Orang yang bersyukur adalah orang yang bisa menerima apapun keadaan saat ini yang diterima karena itu merupakan keputusan Allah. Habib Abdullah Al Haddad yang merupakan cucu Rasulullah Nabi Muhammad SAW. memberikan pesan bahwa orang itu akan bahagia jika hatinya bersyukur yaitu menerima keadaan apapun keputusan Allah dalam hidup kita ini. Padahal yang perlu di ketahui Habib Abdullah Al Haddad telah buta tidak bisa melihat sejak umur 4 tahun, tapi beliau bahagia hidupnya dan banyak buku yang beliau tulis yang saat ini banyak memberikan nasehat kehidupan bagi kita. Allah berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang isinya bahwa Allah akan menambah nikmat orang yang bersyukur dan menghukum/mengazab orang yang tidak bersyukur/mengingkari/kufur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah.

3.      Menjauhi perbuatan maksiat dan melakukan perbuatan yang baik

Setiap perbuatan baik ataupun buruk pasti Allah akan memberiksn balasan sejak di dunia ini sampai di akherat nanti. Oleh karena itu setiap perbuatan baik akan membuat kita hidup bahagia sejak di dunia ini sampai di akherat nanti. Begitu pula setiap perbuatan maksiat atau tidak baik yang dilakukan akan membuat hidup tidak bahagia sejak di dunia ini sampai di akherat. Di Al Qur’an Surat Al Zalzalah ayat 7 dan 8 yang isinnya manusia akan mendapat balasan kebaikan atau keburukan sesuai perbuatanya walaupun perbuatan tersebut hanya kecil.

4.      Selalu berprasangka baik kepada Allah

Dalam Hadis Bukhari-Muslim yang isinya bahwa Allah itu menurut prasangka hambanya atau kita. Oleh karena itu kita harus berprasangka yang baik dalam hidup ini. Misalnya kita sakit, maka ambillah pelajaran dari sakit itu mungkin agar kita lebih menjaga kesehatan dan sakit itu akan menghapus dosa-dosa kita. Seandainya kita mendapat kebahagian misalkan mendapat uang banyak dari pekerjaan kita, maka kita tidak akan lupa diri, kita selalu ingat bahwa itu karena rahmat atau kasih sayang Allah kepada kita.

5.      Melihat harta benda dunia ini ke bawah

Pesan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dalam Hadis Bukhari-Muslim yang isinya kurang lebih dalam melihat tentang dunia ini lihatlah ke bawah di masalah harta benda dunia ini agar kita tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Dengan tidak meremehkan nikmat tersebut tentu Allah akan memberikan nikmat yang lebih kepada kita seperti di Surat Ibrahim ayat 7 tentang syukur. Dan Allah tidak pernah ingkar janji. Walaupun demikian pesan Habib Novel Alaydrus yang merupakan cucu Nabi Muhammad SAW yang intinya dalam meraih cita-cita bisa setinggi langit karena Allah mampu mewujudkannya, tapi semua ketentuan ada di sisi Allah kita harus menerima hasil keputusan Allah dengan senang apapun itu karena itu pasti yang terbaik untuk kita.

Jumat, 10 Desember 2021

PRAY FOR SEMERU

SD Muh Bantul Kota

 


Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan dengan berita erupsi  Gunung Semeru yang  berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Dampak dari erupsi mengakibatkan kerugian materiil dan non materiil.

SD Muhammadiyah Bantul Kota sebagai salah satu SD swasta di Kabupaten Bantul, langsung menggalang donasi untuk saudara-saudara kita yang terdampak erupsi.

Alhamdulillah dengan kuatnya rasa empati keluarga besar SD MUBATA, donasi untuk Semeru terkumpul sejumlah Rp15.699.400,00 dan sudah kita serahkan siang ini ke @lazismupcmbantul ๐Ÿ˜Š

Barakallah untuk semuanya, semoga apa yang kita berikan bisa bermanfaat dan menjadi ladang pahala untuk kita semua. Aamiin ๐Ÿ˜‡

Minggu, 05 Desember 2021

Pembiasaan Penggunaan Bahasa Jawa bagi Anak-anak Sejak Dini

SD Muh Bantul Kota

 

Oleh : Pujiati Lestari, S.Pd.

Pada masa sekarang ini bahasa daerah kita, yaitu bahasa Jawa terasa sebagai bahasa asing bagi anak-anak. Bahasa Jawa yang merupakan bahasa ibu  mulai ditinggalkan.  Di lingkungan keluarga banyak yang tidak menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang tua yang lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Bahkan ada yang lebih memilih membiasakan memakai bahasa asing ketika berkomunikasi dengan buah hati, meskipun sebatas ungkapan-ungkapan tertentu. Misalnya, ketika ibu menasehati anaknya yang masih balita agar tidak melakukan sesuatu, Ibu lebih memilih mengucapkan kata “ no… no .. no”, dan hal ini dilakukan setiap hari. Anak yang mendengar pun merekam. Pada lain waktu ketika dia melarang orang lain , yang lebih tua, dia juga menirukan kata-kata ibunya. Dia mengatakan “ no .. no.. no…”. Sebenarnya penggunaan Bahasa Indonesia atau yang lainnya bukan semua berarti negatif karena bisa mengembangkan kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas. Akan tetapi jika hal ini dilakukan secara terus menerus akan berdampak pada semakin  asingnya keberadaan  bahasa Jawa sebagai bahasa daerah di tengah masyarakatnya sendiri dan kurang tertanamnya nilai unggah-ungguh yang ada dalam bahasa Jawa pada diri anak.

            Untuk apa pembiasaan penggunaan bahasa jawa di lingkungan anak-anak perlu ditingkatkan lagi? Hal ini ditujukkan untuk melestarikan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dan untuk menanamkan unggah-ungguh dalam bergaul, berkomunikasi dengan orang lain di sekitar. Dalam bahasa Jawa terdapat basa ngoko, basa krama yang berbeda penerapannya. Ketika anak berkomunikasi dengan yang lebih tua, ia menggunakan basa krama, sehingga ada sikap menghormati kepada yang lebih tua. Saat ini banyak kita lihat anak-anak maupun remaja yang kurang terbiasa dalam hal ini.

Peningkatan pembiasaan penggunaan bahasa Jawa dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan bahasa Jawa yang baik dan benar  kepada anak sejak dini. Anak-anak dikenalkan serta dibiasakan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.  Pendidikan bahasa Jawa yang baik dan benar sudah diberikan di sekolah sebagai muatan lokal. Namun hal ini tidak akan menampakkan hasil yang signifikan, jika tidak diimbangi dengan pembiasaan di lingkungan keluarga. Di lingkungan keluarga, anak-anak harus dikenalkan dan dibiasakan menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-hari. Penggunaan Bahasa Jawa dengan baik dan benar juga akan membiasakan anak-anak menerapkan unggah-ungguh, yaitu tata krama, sopan santun  dalam bersikap kepada orang lain.  Menghargai yang lebih muda, dan menghormati yang lebih tua.